Sabtu, 03 September 2016

PESAN DIRGAHAYU RI ke-71

PESAN DIRGAHAYU RI ke-71

Jangan heran bila penyebaran agama-agama semitic yang berakar pada budaya spiritual Sumerian hingga sampai ke Mesir maupun India melalui jalur Persia (Iran) dan Zhangzhung / Bactrian (Afghanistan) yg menjadi salah satu batu penjuru spiritual Timur.
Tiada lain adalah yg disebut bangsa Arya.

Maka jangan terkejut bila kita menemukan kesamaan tema antara Sufism yg berasal dari upaya resistansi bangsa Persia terhadap invasi Arabia, hingga spiritualitas Zhangzhung (Dzogchen), Nepal (Buddhism), Tibetan (Bon), dan Kashmir Shivaism (Northern India); dengan apa yang muncul pada Judaism di Yudea-Israel yg akarnya adalah budaya Canaan.

Dan anda perhatikan....
Bahwa bangsa yang EXIST adalah bangsa yang mampu mempertahankan budaya / tradisi kunonya.
Mesir hancur. Sumeria sudah lenyap dari peta. Babylon, Bactrian (Afghanistan), dsb.
Yang masih exist bangsanya hingga kini adalah yang masih sanggup mempertahankan budaya leluhur bangsanya, yaitu bangsa2 ini :
1. Israel
2. India
3. Nepal
4. Bhutan
5. Thailand
6. Tibetan (walau sekarang dalam posisi terancam)

Sementara negara2 yg pernah dijajah bangsa asing tetapi mampu mempertahankan budayanya, ternyata tetap eksis hingga sekarang (China, Jepang, Korea, Russia, dsb).
Sudah jelas bahwa eksploitasi dan penjajahan bangsa-bangsa pintunya adalah melalui agama. Kadang bukan 1 agama tetapi melalui beberapa agama dibenturkan sehingga terpecah belah maka lemah (adu domba; divide et impera / divide and conquer).

Di masa kini, lihatlah nasib bangsa-bangsa ini :
- Mesir
- Afghanistan (beserta semua "-tan" "-tan" lainnya di sekitar situ)
- Iran
- Iraq
- Syria
- negeri2 Afrika yang dulunya makmur (misal : Ethiopia, Libya, dsb).
- negara-negara Latin di Amerika Selatan (marak kemiskinan, mafia, dsb), bahkan sekarang Venezuela krisis pangan (80% tingkat pengangguran). Dan di Eropa sendiri adalah the poor-European spt Portugal, Spanyol,Yunani (bangkrut).
- Di Asia : Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, Mongolia
, dsb....
Bagaimana??? Apakah tidak dapat dikatakan sebagai tinggal puing-puing??
Bahkan yang dinamakan Eropa ....selalu menjadi sentral kemunculan Perang Dunia. Apakah anda tidak bisa secara jelas melihat root-causalnya??? Pola (pattern) yang selalu sama walau terjadi pada ruang-waktu yang berbeda-beda???

Padahal, kekuatan suatu bangsa ditentukan oleh kohesi masyarakatnya. Tapi kohesi masyarakat akan hancur bila membudayakan DUSTA, sekalipun dibungkus dengan dalih-dalil (demi-demi) ini itu. Dusta yang memanipulasi sejarah suatu bangsa. Dusta yang menghancurkan identitas suatu bangsa. Hingga parahnya kohesi dalam keluarga pun hancur menghasilkan generasi muda yang tidak tentu arah dan dungu.

Itulah mengapa 10 Perintah Allah yang diturunkan oleh Nabi Musa (dan diterapkan bangsa2 Timur lainnya walau dengan nama berbeda. Misal di Buddhism disebut Panca Sila Buddhist atau Jalan Mulia Beruas Delapan, Trihitakarana pada Hindu) merupakan suatu hal yang wajib untuk diamalkan bila kita ingin menjadi bangsa yang eksis dan langgeng. Hukum dasar ini dibagi secara awam menjadi 2 bagian : Bagian sikap terhadap Tuhan / Allah (vertikal) dan Bagian sikap terhadap sesamamu manusia (horizontal).

Tetapi menurut saya itu adalah merupakan 3 bagian , yaitu :
1. Aspek batin (hati dan pikiran)
2. Aspek energi (ucapan)
3. Aspek perbuatan (perbuatan)

Aspek ucapan inilah yang terpenting sebagai pondasi hubungan antar sesama manusia. Karena hubungan sesama manusia dimulai dari ucapan. Sementara batin adalah letaknya bersifat sangat pribadi.

Bila ucapan saja sudah korup (tidak utuh / cacat / berkurang atau ditambahi / palsu) maka segalanya yg bermanifestasi dalam kehidupan sehari-hari akan rusak.
Jadi menjaga ucapan adalah SANGAT VITAL.

Sayangnya, hal itu tidak mungkin bisa dilaksanakan apabila dari sumbernya yaitu batinnya sendiri sudah korup semenjak produksi awal dalam bentuk pikirannya. Pikiran-pikiran yang tidak sesuai dengan Firman (dalam bahasa aslinya = Logos ( λόγος ) , Logic = Nalar!).

Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ Λόγος, καὶ ὁ Λόγος ἦν πρὸς τὸν Θεόν, καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος.

"In the beginning was the Logos, and the Logos was with God, and the Logos was God."

Perhatikan saja betapa maraknya perceraian di masa kini? Betapa sulitnya dalam pasangan hidup saja antara suami dan istri sangat sulit untuk menumbuhkan rasa percaya (trust) satu sama lain?
Maka kepindahan hati adalah perkara waktu belaka.
Karena satu sama lain saling berpolitik yg saling sangat melelahkan.
Akhirnya, rumah bukan lagi tempat beristirahat yg teduh.

Itulah akibat dibudidayakannya dusta.

Bahkan lebih keji lagi adalah dusta yang melarang saling percaya (trust) antara suami-istri. "Jangan percaya pada orang, percaya hanya pada Tuhan", katanya. Padahal, yg dimaksud "tuhan" itu adalah institusi agama (bukan pada Tuhannya sendiri).
Akhirnya hubungan suami-istri cuman sebagai mesin produksi anak. Dan anaknya dijadikan pasukan perang pembela "tuhan" (tanda kutip lagi) , gitu? Mau anak siapa tidak penting, yang penting anak-anak. Mau telantar kelekeran tidak penting, karena makin dungu makin baik, yg penting jago gelut. Kalau perempuan yg penting subur, sexy bahenol, bisa menampung segala macam sperma. Semua ini DEMI mendirikan 'kerajaan tuhan'???

Padahal jelas bahwa antara "trust" dan "faith" adalah 2 hal yang sangat berbeda. Makna "faith" (iman) pun juga sudah dipermak dipelintir abis. Semata-mata semua demi tujuan kepentingan politik yg jahatnya luar biasa semprulna.

Tapi dungunya, kalau terjadi perceraian atau kebusukan yg lainnya, yg disalahkan adalah personnya sebagai akibat kurang patuh pada ajaran "tuhan". Alamak! Makin kejiret.

Apakah ini karena salahnya ajaran Tuhan???
TIDAK.

Sepuluh Perintah Allah no.8 ( dan Pancasila Buddhis ke-4; aspek ketiga dari Trihitakarana Hindu) adalah "Janganlah berdusta", tapi tidak dijalankan. Atau karena adanya "addendum" (disempurnakan) oleh ajaran politik berbungkus agama. "Demi ini, demi itu....yang buruk adalah boleh".
Adakah Tuhan mengajarkan demi demi begitu? Kalau ajaran Demit ya iya saya maklum.

Begitulah saja pesan singkat saya dalam rangka memperingati hari Dirgahayu Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semoga bangsa kita tidak lupa dengan budaya / tradisi leluhurnya, serta mau berjuang bersama untuk mempertahankannya sebagai landasan identitas Nasional Persatuan Indonesia. Kita saat ini baru merdeka secara De Jure tetapi belum merdeka secara De Facto, yang mana akan selalu direcoki urusan asing melalui proxy-wars antara sesama saudara sebangsa kita sendiri. Oleh karena itu segeralah merdekakan batinmu! koreksi hati dan pikiranmu! bangunlah jiwamu!

MERDEKA !!!
Rahayu.

---------------------------------

DISKUSI

Danz Suchamda Lihatlah ini tanda-tanda penghianatan anak bangsa. Apakah hanya karena tidak sengaja??
Tidak sengaja di sebuah ruang publik pada areal institusi formal ternama???